Rega
Prasetya tengah menginjak masa dewasa muda,kini ia tengah menaiki tangga
kehidupan setapak demi setapak. Karir dalam kehidupanya sedang ia rintis,
“mencapai impian bukanlah hal yang mudah, aku harus jadi pemenang pada diriku
sendiri, setelah itu aku baru bisa mencapai impianku. tidak sendiri, Impian
yang aku miliki bukan untuk diriku sendiri tapi untuk kita.”
Mantan
anggota BEC ini mengungkapkan
impianya bahwa ia ingin menjadi orang yang berpengaruh di dunia dalam bidang
teknologi dan ia mulai melangkah menuju impianya dengan terus mempelajari,
mempraktekan dan membagi ilmunya mengenai teknologi komputer, karna dalam visi
hidupnya “aku bukan apa-apa tanpa mereka” . Mahasiswa Politeknik LP3I bandung jurusan
Imformatika ini mengungkapkan kegemarannya terhadap teknologi timbul sejak
kecil dan minatnya semakin memuncak setelah ia menjadi siswa SMK 1 Cianjur
jurusan Teknik Komputer Jaringan, karena minatnya terhadap bidang teknolgi
sangatlah besar bukan beban baginya ketika harus mempelajari materi yang sangat
sulit karena menurutnya kesulitan itu membawaku pada kesuksesan.
Memberi
motivasi pada diri sendiri adalah hal yang sering dilakukan mantan Ketua ICON
periode 2013-2014 ini, memotivasi diri sendiri sangat perlu dilakukan agar
peluang untuk menyerah pada keadaan tidak akan ada. Selama jabatanya menjadi
ketua ICON di kampusnya banyak pelajaran dan pengalaman yang didapat, pelajaran
mengenai teknologi, berorganisasi dan pelajaran bagaimana menjadi seorang
pemimpin yang baik dan pengalamanya selama menjadi ketua ICON ia curahkan dalam
pekerjaanya sebagai instruktur komputer perkantoran di LPK CSBI karena selama
menjadi ketua membimbing dan mengajar adalah kegiatan yang harus ia laksanakan.
Setelah terjun ke dunia kerja laki-laki yang lahir pada 22 Desember 1993 ini
tidak kebingungan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan kerja dan kini ia
bekerja pada dua perusahaan yaitu Spirit Human Development sebagai IT Consultan
dan LKP CSBI sebagai instruktur Komputer Perkantoran , jajaka cianjur ini
bekerja sebelum lulus kuliah. Bukan sebuah kesulitan untuk menjalankan
pekerjaan di lokasi yang berbeda, ia menjadikan semua ini sebagai tangga kedua
untuk mencapai impianya.
Dibalik
wajahnya yang serius kehidupanya selama kuliah menyimpan banyak kenangan lucu
bersama teman-temanya seperti membuat video harlemsake di kelas saat dosen
belum hadir dan menghadap CCTV yang ada di dalam ruangan dan melanjutanya di
kostan salah satu temanya. Dan kenangan lucu saat ia menjadi Panitia MOSMA
2013. Saat menjadi panitia MOSMA ia menyadari sesuatu “terkadang kita menangisi
sesuatu yang di anggap orang lain lucu, dan orang lain hanya menertawakan kita
karena kita telah larut dalam permainan yang menjadikan kita lemah”.
“Hidup
mulia, Mati Sahid” adalah motto hidup dari rega. Dan motto hidupnya ini di
dukung oleh kampus tempat ia berkuliah, Politeknik LP3I bandung selain
menanakan pendidikan formal juga menanamkan pendidikan agama kepada para
mahassiswanya sehingga mahasiswanya menjadi pribadi yang lebih baik dan
mempunyai tanggung jawab yang seimbang terhadap duniawi dan akhirat.
Impian
menjadi tak berarti dan terasa hampa bila tidak disertai dengan agama, maka
dari itu langkah yang selalu mengiringi menaiki tangga impian hingga puncak
tertinggi selain usaha adalah agama dan doa.
“kuliahlah yang rajin sebelum engkau
menyesal atas kemalasanmu. Konsentrasi pada tujuan hidup dan jangan goyah hanya
karna kamu tergoncang topan yang kencang. Tetap berdiri tegak dan melangkahlah,
di depan matamu selalu ada hal baik setelah kesusahan. Dan mengeluh tidak akan
menyelesaikan masalah, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan baik yang datang
padamu. Ambilah dan berbahagialah” pesan yang terucap dari calon orang
berpengaruh di dunia untuk adik kelas dan orang-orang yang membaca artikel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar